Langsung ke konten utama

Belajar dari nelayan

Praktikum di Pulau Panjang memberikan pelajaran yang sangat berharga. Propinsi Banten memiliki potensi budidaya rumput laut yang sudah dikenal luas di daerah lain. Hal ini memberikan inspirasi untuk menginisiasi pelatihan budidaya rumput laut dan pasca panen rumput laut di Pulau Panjang. Banyak orang yang telah melakukan pelatihan budidaya rumput laut di Pulau Panjang. Potensi lokal ini harus juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Banten pada khususnya, sehingga kita pun dapat memiliki kecakapan dalam budidaya rumput laut ini. Mudah-mudahan dapat terlaksana pada liburan semester ganjil ini. Rencana ini telah dibicarakan pada Pak Dani (sekdes Pulau Panjang), dimana beliau pun menyambut baik rencana ini. Bagi mahasiswa yang berminat, dapat menghubungi penulis untuk membahas rencana ini lebih lanjut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamatkan Laut Timor dari Pencemaran, WALHI Dukung Perjuangan YPTB

JAKARTA, Timex--Upaya Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) pimpinan Ferdi Tanoni memperjuangkan penyelamatan laut Timor dari pencemaran minyak dari ladang Montara di West Atlas, Australia Utara yang meledak 21 Agustus 2009 lalu, mendapat dukungan luas. Sejumlah organisasi pemerhati lingkungan yang berpusat di Jakarta, seperti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), dan Ocean Watch (OW) secara resmi menyatakan dukungan dan siap bersama YPTB memperjuangan upaya penyelamatan laut Timor dan sekitarnya dari dampak pencemaran akibat tumpahan minyak di Australia Utara yang terjadi selama kurang lebih 80 hari itu. Pernyataan mendukung ini setelah Ketua YPTB, Ferdi Tanoni memaparkan kronologi dan data-data atau bukti-bukti berupa rekaman bahwa Laut Timor benar-benar tercemar tumpahan minyak kepada perwakilan empat organisasi pemerhati lingkungan itu di sekretariat WALHI di Jl. Tegal Parang UtaraNo.14, Jakarta Se...

JADWAL UTS SEMESTER GANJIL 09/10

Senin, 09 November 08.00 - 09.30 Komoditas & Penanganan Hasil Perikanan (A2.10) 11.20 - 12.50 Statistika Dasar (A2.10) 15.10 - 16.40 Bahasa Indonesia (C.48, C.49, C.50, C.51) Rabu, 11 November 08.00 - 09.30 Pengantar Ilmu Pertanian (C.48, C.49, C.50, C.51) 13.00 - 14.30 Pendidikan Agama I (C.48, C.49, C.50, C.51) 14.40 - 16.10 Kimia I (C.48, C.49, C.50, C.51) Kamis, 12 November 11.20 - 12.50 Ekonomi Sumberdaya Perikanan (C.50, C.51) 13.30 - 15.00 Pendidikan Pancasila (C.48, C.49, C.50, C.51) 15.10 - 16.40 Dasar Manajemen (C.48, C.49, C.50, C.51) Selasa, 17 November 08.00 - 09.30 Biologi Perikanan (A2.10) 11.20 - 12.50 Ekologi Perairan (A2.10) 13.00 - 14.30 Matematika (C.48, C.49, C.50, C.51) Rabu, 18 November 08.00 - 09.30 Fisika Dasar (C.48, C.49, C.50, C.51) 15.20 - 16.40 Oseanografi (c.48, C.49)

Regulasi Impor Perikanan Mendesak

Jakarta , Kompas - Pemerintah perlu segera menerbitkan regulasi impor perikanan, apalagi menjelang pelaksanaan perdagangan bebas. Tanpa kebijakan pengendalian impor perikanan, impor itu dipastikan memukul pasar domestik, nelayan, pembudidaya, serta mengancam keamanan pangan nasional. Draf aturan pengendalian impor perikanan disusun oleh Departemen Kelautan dan Perikanan serta Departemen Perdagangan sejak tahun 2008, tetapi hingga kini belum tuntas. Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Riza Damanik, Jumat (4/12) di Jakarta, mengemukakan, pemerintah harus serius menyusun regulasi impor, terutama mendekati terbukanya perdagangan bebas tahun 2010. Penyusunan regulasi impor, ujar Riza, harus disertai dengan penetapan ambang harga dasar untuk produk perikanan tertentu yang memiliki volume produksi besar. Penetapan harga dasar itu merupakan katup pengendali. Impor tidak perlu dilakukan jika harganya di bawah harga dasar. Selain itu, ia juga mengusulkan agar pem...