Langsung ke konten utama

Tahun 2015 Produksi Perikanan Budidaya Digenjot 350 Persen

Pada tahun 2015 mendatang, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) memproyeksikan terjadi kenaikan produksi perikanan budidaya sebesar 350%. Kenaikan itu akan dicapai melalui berbagai program, di antaranya dengan program minapolitan.

Sekretaris Jenderal DKP, Syamsul Ma’arif, pada acara Bedah Program 100 Hari Departemen Kelautan dan Perikanan, di Medan Sumatera Utara, pekan lalu menjelaskan kenaikan sebesar 350 persen untuk perikanan budidaya tersebut akan mengangkat posisi Indonesia sebagai negara penghasil produk perikanan terbesar di dunia.

Kata ’terbesar’ tersebut tentunya tidak meliputi semua komoditi perikanan, tetapi untuk empat komoditi utama yakni rumput laut, bandeng, lele, dan kerapu. Dari keempat komoditi tersebut, lele akan menempati urutan teratas dalam kenaikan tersebut yakni mencapai 450% hingga akhir tahun 2014, kemudian disusul oleh rumput laut naik mencapai 389%, kerapu naik menjadi 377%, nila naik 329%.

Menurut Syamsul Ma’arif, pengembangan minapolitan menjadi salah satu program kerja 100 hari Departemen Kelautan dan Perikanan. Minapolitan adalah program mengembangkan perikanan sebagai penyangga perekonomian daerahnya. Pada tahap awal, program ini akan dikembangkan di 56 daerah dan terus dikembangkan di daerah lainnya.

Program ini diarahkan pada tiga kegiatan, yaitu pengembangan sarana dan prasarana perikanan, pengembangan lahan pangan berbasis kelautan dan perikanan, dan pengembangan desa pesisir sejahtera.

Pengembangan minapolitan, menurut Syamsul sebagai wahana untuk mengubah mindset nelayan dalam berekonomi melalui pengembangan sarana prasarana di 5 UPT Pusat Pelabuhan Perikanan dan 25 UPT Daerah Pangkalan Pendataran Ikan, termasuk koordinasi penyediaan sarana air bersih dan jalan lingkungan, serta pengembangan sistem rantai dingin di 34 kab/kota.

”Minapolitan akan mampu menginisiasi Wirausaha Bahari sebagai langkah awal untuk mengubah mindset dan perilaku nelayan agar memiliki orientasi ekonomi lebih tinggi. Mendorong dan memacu wirausaha pembudidaya ikan agar memiliki kemampuan orientasi ekonomi yang lebih tinggi’’, ujarnya menambahkan

sumber : http://www.sinartani.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Pelatihan Lele Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta mengadakan pelatihan pembenihan dan budidaya lele di kampus Untirta Serang pada tanggal 2-3 Mei 2009 yang lalu. Materi pelatihan disampaikan oleh Dr. Mustahal, dan praktek pembenihan ikan lele dipandu oleh penulis. Sayangnya, file materi pelatihan belum bisa di share di blog ini. karena saya belum meminta ijin kepada pemateri. mudah-mudahan kelak file nya bisa di share , agar bisa memberikan nilai manfaat untuk yang lain. Rencananya pelatihan perikanan praktis seperti ini akan diberikan setiap tahun kepada mahasiswa tingkat satu. selain sebagai pengenalan, juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa Jurusan Perikanan Untirta Serang. Saifullah Jurusan Perikanan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten.

Pembahasan UTS Oseanografi

1. Jelaskan pengertian oseanografi dan cakupannya! Jwb. Oseanografi adalah : - gambaran tentang laut - cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan - studi dan eksplorasi ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya Cakupannya : proses fisika, kimia dan biologi yang terjadi di laut 2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi oksigen secara vertikal! Jwb. – gerakan air, mencakup aktivitas yang terjadi baik di permukaan maupun kolom air yang mempengaruhi distribusi oksigen. Contohnya adalah arus, gelombang upwelling dan lain lain. – proses kimia, mencakup aktivitas kimia perairan yang mempengaruhi distribusi oksigen. – Proses kehidupan di laut, mencakup aktivitas biologis dari organisme laut yang mempengaruhi distribusi oksigen. 3. Jelaskan perbedaan salinitas pada tiga daerah utama bumi. Buatlah analisis yang lengkap dari semua faktor yang mempengaruhinya. Jwb. - salinitas pada daerah ekuator / tropis : rendah / sedang faktor yang

Regulasi Impor Perikanan Mendesak

Jakarta , Kompas - Pemerintah perlu segera menerbitkan regulasi impor perikanan, apalagi menjelang pelaksanaan perdagangan bebas. Tanpa kebijakan pengendalian impor perikanan, impor itu dipastikan memukul pasar domestik, nelayan, pembudidaya, serta mengancam keamanan pangan nasional. Draf aturan pengendalian impor perikanan disusun oleh Departemen Kelautan dan Perikanan serta Departemen Perdagangan sejak tahun 2008, tetapi hingga kini belum tuntas. Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Riza Damanik, Jumat (4/12) di Jakarta, mengemukakan, pemerintah harus serius menyusun regulasi impor, terutama mendekati terbukanya perdagangan bebas tahun 2010. Penyusunan regulasi impor, ujar Riza, harus disertai dengan penetapan ambang harga dasar untuk produk perikanan tertentu yang memiliki volume produksi besar. Penetapan harga dasar itu merupakan katup pengendali. Impor tidak perlu dilakukan jika harganya di bawah harga dasar. Selain itu, ia juga mengusulkan agar pem